Wednesday 15 January 2014

Perang Pulau Tengah

http://kerajaanairpura.blogspot.com
PERANG PULAU TENGAH


Pada lahirnya orang Kerinci mulai dari Tamiai sampai Siulak, Sudah tunduk, dan Negeri sudah aman, tetapi pada batinya sekali-sekali tidak menyenangkan hatinya.

Maka tiap2 Negri dan Dusun, Rakyatnya berkumpul ke Pulau Tengah, sehinga dalam tempo 16 hari Dusun Pulau Tengah sudah diberinya benteng dengan batu, Cuma yang terbuka sebelah ke Danau saja. Tebalnya benteng itu 3 hasta, yang megepalai ialah “ Depati PANGREBO

Setelah siap mereka itu dengan alat peperangannya, maka pada tiap2 rumah digalinya lobang selebar rumah itu pula. Disanalah dia menyimpan anak istri dan harta bendanya terkecuali padi yang tertinggal di lumbung.

Makamereka itu megirim surat ke Rawang 2 Lembar isinya sama :

  1. Kepada Kapten Militer
  2. Kepada Tuanku Regent Sultan Muhammadsyah
Dalam surat itu berbunyi :

Menyatakan bahwa Alam Kerinci dengan Rakyatnya tidak bertahluk kepada Belanda dan sekalian serdadu yang ada di Rawang, akan dibunuh mati. Demikian pula kalau Tuanku Regent memihak kepada Belanda akan dicincang lumat. Diberitahukan kepada Belanda sekalian kami di Alam Kerinci sudah berkumpul di Pulau Tengah menunggu  dalam tempo 3 hari, kalau Belanda tidak datang, kami akan datang membunuh sekalian Belanda.

Sebaik mungkin surat ini sudah diterima maka sekalian serdadu siap berjumlah 500 orang, Cuma tinggal menjaga Dusun Rawang 12 orang.
“ Kontlert Manupasak dan Regent ikut bersama”
gambar Ilustrasi


Perang terus mulai sehinga terdesak Belanda, kalau tidak datang bantuan niscaya Belanda dan Regent tinggal nama saja lagi. Lamanya perang Pulau Tengah ini 3 Bulan bentengnya kuat, Dubalang2nya gagah lebih2 Depati PANGREBO Pohon Benuang dicabutnya dengan akar2nya dilemparkan pada Serdadu2 Belanda.
Dalam Perang Pulau Tengah inilah serdadu Belanda banyak mati, perang berjalan terus, bantuan2 orang Kerinci bertambah banyak ada yang dari Kerinci Hulu dan Kerinci Hilir semuanya bantuan itu datang pada malam hari,menurut barisan Gunung. Maka pihak Belanda tidak ketingalan bantuan dari Padang datang banyaknya 1000 orang, selain daripada Senapan, 6 pucuk Meriam. Angkatan ini dikepalai oleh Obos yang bernama Paner Sten. Bantuan dari Jambi datang pula yaitu serdadu sisa2 peperangan Tanjung Muara Pasumai banyaknya 600 orang. Perang terus berjalan dengan hebatnya Meriam meletus menembak Benteng tiga hari-tiga malam tidak berhenti maka benteng rebah, maka serdadu Belanda masuk terus membakar, maka habislah rumah2 dan Rangkiang2 padi Cuma yang tinggal “ Kasihan!! ”.

Setelah lima hari lima malam maka hujanpun turun, apipun padam. Tuanku Regent memeriksa dusun itu maka dapat bahwa tiap2 rumah ada lobang mayat tergelimpang dimakan api, tiap lobang ada 4 orang lima dan sepuluh orang terdiri dari perempuan dan anak2 kecil. Kematian ini bukan dibunuh Belanda, hanya karena perbuatan mereka sendiri, kalau disuruhnya lari keatas bukit tentu tidak mati.

Dengan ringkas habislah Riwayat Perang Kerinci Maka Kontlert kembali ke Indrapura serdadu kembali ke Padang, Regent tinggal di Alam Kerinci bersama St. Gandam dan St. Sidi selainya kembali ketempat masing2 serdadu yang tinggal serta Regent, banyaknya tiga ratus orang bersama di Sarannagung. Maka Regent tinggal di Alam Kerinci membuat jalan2 seperti dari Sungai Penuh ke Sanaran Agung dan dari Sungai Penuh ke Semukup.

Selama Regent di Kerinci yaitu 16 Bulan maka St Iradat menjadi wakil Regent di Indrapura dengan ketetapan Göövernóór Padang. Sepatutnya yang menjadi wakil ialah Mangku Bumi, tetapi semas itu selama Tuanku regent di Kerinci, Mangku Bumi dapat sakit keras, sampai meninggal dunia. 16 April 1904 Mangku Bumi meninggal dunia, dimakamkan di Gobak Tanikih dengan upacara kehormatan menurut adat lama pusako usang.

Selama St. Iradat menjadi wakil Regent maka menyatakan buktinya pada Negeri yaitu:

“ Jalan yang dijembatan serong ½ meter lebih rendah dri jalan raya. Hujan sedikit rendah bersampan, sampai kerumah Husin sekarang “ maka dengan usahanya St. Iradat yang sepakat dengan Penghulu2 dapatlah ditimbun sama tinggi dengan jembatan sebagai dilihat sekarang. Demikian juga dengan usahanya St. Iradat dengan semufakat Datuk berenam dari Lunang dipindahkan  ke Penja Berangan sekarang, sebap Penyebrangan lama selalu lalu lintas dekat rumah Gadang Keramat Lunang. Setelah teratur Alam Kerinci 1 Januari 1905 wakil Pemerintah Sipil dikirim ke Kerinci yaitu berpangkat Asisten Resident bernama Van Debosh bertempat di Sarannagung. Inilah ibu Negeri Alam Kerinci semasa itu.

Bulan Maret 1905 Tuanku Regent disongsong oleh Rakyat Indrapura Laki2 dan Perempuan dengan segala bunyi2an ke Muara Sakai diarak dengan kebesaran menandakan kembali dari peperangan. Kaki beliau menginjak tangga, Meriam meletus.

Alkissah berulang, tahun 1906 Kerinci berputar lagi sebap dikacau Pangeran Haji Umar anak St. Taha di Jambi, yang mana Pangeran ini zaman perang Jambi lari masuk hutan. Setelah kedengaran pengkabaran itu, maka Tuan Besar Göövernóór Padang mengirim serdadu 200 orang ke Alam Kerinci singah pada Tuanku Regent Indrapura minta seorang waris  regent, turut bersama ke Alam Kerinci supaya orang Kerinci lemah hatinya.
Kebulatan mufakat yang pergi ke Kerinci bersama serdadu Belanda yaitu :
Saudara tua beliau yang bernama St. Salim gelar St. Sahirullah. Apa hendak dikata waktu akan berangkat, Telegram datang dari Muko2 bernama Putri Jati anak St. Hidayat sakit keras minta lekas datang tidak dapat berputar lagi saat sudah tiba, militer sudah berbaris maka terpaksa St. Iradat pergi bersama dengan serdadu ke Kerinci. Dengan pendek perkataan setelah sampai di Sanarannagung Asisten Pan Bosh memberi tahu bahwa semasa pengejaran Umar di Kerinci serdadu2 Sanarannagung tidak berani keluar karena tiap2 Dusun dan tiap2 Mendapo sudah memotong kerbau membuat perjanjian dengan Pangeran Umar. Bahwa sekalian Serdadu Belanda yang ada di Kerinci akan dibunuh semuanya dan akan terus ke Indrapura membakar dan membunuh Tuanku Regent dan Kontlert; disambungnya lagi bantuan sekarang sudah datang mari kita tangkap Pangeran Haji Umar.
Andaikata satu Bulan lamanya Haji Umar berputar2 di Alam Kerinci dari Dusun ke Dusun lama2 terdesak lari ke Hulu sungai Hiang mati tertembak oleh serdadu Belanda. Maka tamatlah Riwayat Alam Kerinci.
St. Iradat kembali ke Indrapura 1 Bulan sampai di Indrapura, di benam menjadi Agent : “ Konikkelit Paket Faar Maatsekapai “ dengan berikut Derictiur dari Weltej Feredent yang disebut sekarang Jakarta.
Pada tahun 1906 ini juga kedudukan Asistent Resident Pan Bosh pindah ke Sungai Penuh yang mana pasar Sungai Penuh yang sekarang padang buluh serah diusahakan sampai menjadi Pasar Th 1907. Haji Bakri diangkat menjadi Patih sampai mati tertembak di tengah sawah Tahun 1906 yang tersebut diatas, di Alam Kerinci yang sekarang dikerjakan diKepalai oleh seorang Insinyur dan dua orang Hofsetter. Insinyur bertempat di Tapan, 1 Hofsetter bertempat di Sako, 1 lagi bertempat di Koto Limau Sering.
Setelah Alam Kerinci aman dan tentram, Belanda sudah senang hatinya maka pada Tahun 1908 Balasting jalan.
Tahun 1911 Tuanku Regent diberhentikanya. Inilah Budinya Belanda seperti kata pepatah :

“ Belum dapat harga sekati... Sudah dtapat harga setaji  “ 

Tamat.



Oleh  :    Eman ZaIdrusR

Kisah ini diambil dari catatan :
  1.        St. Iradat. Pucuk Adat Negeri Indrapura.
  2.        Mmd. Mohd. Dalil Gelar Sultan Gandamsyah.
  3.        Mmd. Chalifah mohd Yusuf.
  4.        Mmd. Sab’i M. Ali.
  5.        Saidina Muala Latif Indrapura.

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan anda untuk artikel ini tapi JANGAN coba-coba mengirimkan SPAM.